Adik Istriku Yang Sexy Dan Sangat Menggoda

twity
0


Bruuuk…tas jinjing berisi baju kami , ku letakkan di lantai kamar. Akhirnya harus mengungsi ke rumah mertuaku , karena rumahku dan istri sedang direnovasi untuk menambah kamar anak dan harus di dak ke atas. Sudah lebih nyaman kita ngungsi dulu di rumah bapak-ibu aja ya pah , kan bentar lagi dek Yuni juga mau nikah sekalian kita bantu-bantu , begitu usul istriku seminggu yang lalu.

Sebenarnya aku gak masalah kita ngungsi di rumah mertua , meskipun agak jauh dari rumah kami tapi lebih dekat ke sekolah anak-anak , tapi ya bagaimanapun yang namanya di rumah sendiri pasti lebih bebas dan nyaman. Yuni adik istriku saat ini baru masuk kerja , umurnya 24 tahun dan katanya sudah siap nikah dengan pacarnya yang dikenal dari zaman SMA.

Sementara aku yang berumur 36 tahun dan Fani-istriku berumur 34 tahun, kami sih setuju saja dengan rencana Yuni untuk nikah , toh dengan Yanto pacarnya sudah kami kenal cukup lama.

Mmmuach bibir kami saling berpagut dan lidah Fani-istriku bergumul di dalam mulut. Bibir Fani kusergap saat dia baru membuka celana jeans dan kemejanya jadi kini hanya memakai cd dan tanktop putih ketat dengan puting menonjol tanda dia sudah terangsang , ya Fani memang jarang pakai bra.

Mmmuach bibir kami saling berpagut dan lidah Fani-istriku bergumul di dalam mulut. Bibir Fani kusergap saat dia baru membuka celana jeans dan kemejanya jadi kini hanya memakai cd dan tanktop putih ketat dengan puting menonjol tanda dia sudah terangsang , ya Fani memang jarang pakai bra.

Sambil kujilati leher, tangan kananku menelusup ke balik tali tanktop Fani dan terus ke bawah menggenggam tetek dian dengan sedikit kasar. Fani mengimbangi dengan meremas penisku dari luar celana pendek dan dengan cepat jari lentiknya sudah berada di dalam cd-ku, memainkan penisku maju mundur.

Fani meskipun lelah namun nafsunya sudah memuncak , dia melorotkan celana dan cd-ku , merebahkanku ke kasur kemudian membungkuk dan mungulum penisku dengan mulut lentiknya…maju-mundur….aaakhhhh….basah-aaaakhhhh…..hangat-aaaakhhhhh….ngiluuu.

Cairan precum dari penisku sepertinya mulai membasahi mulut Fani, aku pun berdiri dan mengangkat Fani , kembali berpagutan tanganku meraba cd Fani yang sudah basah oleh cairan memeknya. Tangan kananku masih bermain di luar cd Fani dan jari tengah mencoba menelusup melalui celah cd dekat memek Fani dengan sedikit gerakan jari tengah sudah masuk ke balik cd memainkan klitoris Fani dan dia melenguh kegelian….basahnya memek Fani memudahkan jari ku masuk ke dalam memek dan membuat Fani merem-melek dengan desahan yang membangkitkan gairahku….jariku maju-mundur mengobok-obok memek Fani….akh-akh-akh….

 tok-tok-tok… Mba’ Fani itu putri udah tidur di kamar Yuni…suara ibu memecah desahan Fani….kami pun tersenyum. Yaaah pah, itu putri (anak kami yang kedua berumur 2 tahun) diangkat dulu, kasian nanti klo bangun dek Yuni bingung. Kamu aja gih, kataku sambil jilat tetek Fani…Yeee dimintain tolong juga…

 Akhirnya aku pakai baju dan ke kamar Yuni, eh ternyata keduanya sudah tidur,… posisi pintu kamar Yuni dari sisi kiri kasur, sedangkan Putri tidur di sisi sebelah kanan. Jadi aku memutar kasur buat angkat Putri , dari arah depan kasur posisi kedua kaki Yuni menekuk lutut dan mengangkang. Mau tak mau aku melirik ke arah selangkangan Yuni, karena dia memakai celana gemes—celana super pendek yang suka dipake abg-abg cewek saat tidur.

Sambil melirik—makin kuperhatikan di selangkangan itu ada hitam-hitam , aku geli sendiri saat kuamati ah itu jembutnya keluar dari sela-sela celana gemes…ah pahanya yang meski tak seputih kulit istriku tapi sangat mulus dan membuat desir darahku mengalir. Aduh bahaya ini , pikirku , aku pun terus ke sisi sebelah kanan dan bersiap mengangkat Putri.

Tiba-tiba Yuni mengangkat tangannya ke atas , masih tidur pulas—Yuni memakai kaos tanpa lengan, dengan lobang lengan yang cukup lebar….aah keteknya ditumbuhi bulu-bulu halus….aah side boob—teteknya terbuka dari sisi kanan….muluuus dan terlihat kenyal, ukurannya kutaksir lebih kecil dari tetek Fani. Tapi akibat nanggung tadi bercumbu dengan Fani , melihat pemandangan Yuni yang menantang membuat penisku menggeliat di bawah sana.

Duuuh harus cepat-cepat balik ke kamar nih…kuangkat Putri dan kubopong ke kamarku , sambil jalan keluar kulirik sekali lagi selangkangan Yuni , aaah jembut yang menggoda. Ku bopong Putri dan melangkah cepat ke kamar…sambil kuletakkan Putri di kasur, kuliat istriku eh ternyata dia sudah tidur, lelah dia. Nasibmu otong…pusing deh gak tersalurkan…ditambah kebayang mulusnya paha Yuni dan jembutnya yang mengintip membuat darah berdesir ke penis dan kembali membuatnya tegak berdiri….

Kuhitung-hitung sudah 6 bulan kami kembali ke rumah lagi , kami ngungsi hanya 1 bulan saja di rumah bapak. Acara pesta nikah Yuni pun telah selesai saat kami ngungsi itu dan berjalan lancar berkat peran besar Fani , istriku. Fani memang cekatan dan dapat diandalkan sebagai EO, itu karena dia memang kerja pada sebuah perusahaan EO skala nasional.

Aku tahu dunia EO yang Dian geluti pasti menuntutnya selalu tampil menarik untuk bertemu berbagai macam jenis klien dan tentu dunia gemerlap penuh godaan. Ah entah berapa banyak klien atau bos yang pernah menggoda Fani. Pagi ini Fani sedang bersiap berangkat ke bandara, “Pah, Putri sudah diantar ke daycare?”….”Sudah ku antar mah…kamu berapa lama di Bali?” aku menanyakan rencana Fani yang akan mengurus acara DJ internasional di Bali.

“Cuma satu malam aja kok, tapi aku buru-buru nih, pesawatku sih siang….tapi ada janji ketemu klien dulu di McD arah bandara Juanda pah, jadi maaf ya pah gak ada quickie pagi ini”….ah istriku tahu kalo aku sedang on fire, apalagi melihat dia sambil make-up bertelanjang dada cuma pakai cd saja.

 Penasaran juga akhirnya kutanya istriku, “Mah, aku perhatiin kamu memang gak pernah pakai baju seksi , tapi kamu kan cantik dan selalu menarik , pasti sering digoda klien yah?”

 Istriku menatap dari cermin, “Ah aku kan udah bilang, jangan curigaan gitu”.

 “Bukan curiga, aku penasaran, masa iya gak ada yang godain kamu…lah wong aku saja klo jadi klien kamu pasti bakal godain kok”

“Yaaah…klo klien sih ada aja yang godain , entah basa-basi atau emang betul tertarik , cuma masih wajar sih kan juga baru kenal , cowok kan gitu gak boleh liat cewek menarik dikit….tapi yang centil tuh pak bos pah”. Fani mengecup pipi kiriku meninggalkan jejak lipstik di sana dan melangkah keluar kamar, dia sudah selesai make-up dan pakai kemeja dipadu celana jeans. “Loh udah siap toh?” aku dibikin tambah bingung sendiri, apa maksud ucapannya dan tumben dia cepat sekali bersiapnya.

 “Taksiku sudah ada tuh pah , aku berangkat yah , nanti jangan lupa ke rumah bapak kan minta tolong kamu buat liat pembukuan tokonya udah disiapin tuh, mumpung kamu ada di rumah. Besok kan berangkat ke Makassar?”, istriku lalu mengecup pipiku yang kanan melangkah keluar rumah. “Hati-hati ya mah, jangan lupa photonya”, istriku pun melirik penuh arti.

Bapak yang membuka usaha furniture sejak lama saat ini ingin ekspansi lokasi usaha, jadi Bapak minta tolong aku yang memang kerja di akuntan publik untuk memeriksa pembukuan dan melihat bagaimana peluang rencana Bapak. Siang ini Bapak di toko, Ibu, Yuni dan Yanto pasti masuk kerja, pas lah rumah tenang aku bisa kerja dengan santai.

Aku di mobil bersiap ke rumah Bapak, tring-tring-tring…whatsapp dari Fani kuterima, “nih pah dari semalam sudah kusiapkan hihihi :emoticon_malu:” diikuti lima photo bugil dan menantang Fani yang menunjukkan teteknya yang besar dan lekuk tubuhnya yang montok juga memeknya yang ditumbuhi jembut merekah. Memang kebiasaan kami kalo salah satu ada yang pergi keluar kota, Fani akan kirim photo atau kita video call bugil buat bantu kita masturbasi menyalurkan hasrat seksual. ‘Aaah…kenapa sekarang sih, nggak nanti sore saja’ batinku…si otong kan jadi ngaceng nih. Kuletakkan HP, dan kuinjak pedal gas…

Sampai rumah Bapak pas suasana sepi, aku bawa kunci cadangan jadi langsung masuk rumah, crek-ceklek pintu ku kunci lagi. Kerja bolak-balik pembukuan dan laptop selama 1 jam cukup buat palaku panas juga. Aku masuk kamarku dan istri tempat kamar kami dulu waktu masih menumpang, aku rebahan bentar di kasur, teringat pesan whatsapp tadi, kubuka gambar bugil Fani yang menantang.

Ah berdesir darahku , kubuka celana dan cd , lalu masuk whatsapp dari istriku, “Pah aku baru mendarat di Bali , mau pipis ya ke toilet dulu”. Aku yang mulai on fire , lalu video call Fani, “Mah, nih…” kamera video ku arahkan ke penis yang sudah ngaceng. “Eh…eh…” suara Fani panik dan gambar video gelap. Tak lama gambar video muncul lagi, Fani di dalam toilet sudah pakai earphone “Iiih papah, tadi kan masih di luar toilet, langsung itu sih videonya”….

“Hehehe, nanggung nih, kamu sih udah tadi pagi gak quickie, eh malah ngirim gambar bugil masih pagi padahal”

“Hehehe….teruuuuus….?”
“Tanggungjawab donk…aku dirangsang dong mah”
“Loh, sekarang?” istriku bicara bisik-bisik
“Ya kan bisa sayang…”
“Tapi akunya gak bersuara ya pah, gak bisa ada desahan nih” masih berbisik
“Iya deh…”


HP Fani diletakkan di dinding atas toilet dan istriku mulai buka kancing kemeja satu-persatu dan menurunkan tali tanktopnya sebelah kiri, tetek bulatnya menyembul dan dimainkan putingnya pakai tangan kanan.

Aku mulai memainkan penis dengan tangan kiri dan tangan kanan pegang HP, “…aaah sayang, mau memekmu dong”.

Ceklek…aku menoleh ke arah pintu kamar, melongok dari balik HP…momen canggung terjadi, tangan kiri pegang penis-tangan kanan pegang HP dan mataku beradu pandang dengan mata Yuni.

Kumatikan video call dengan Fani, kutarik selimut sekenanya menutupi penis, HP jatuh di kasur….”Lah Yuni, kowe ning omah?” aku cengir-cengir.

“Lah iya lah aku sama mas Yanto kan masih numpang di sini toh” Yuni menjawab sambil masuk kamar dan duduk di kasur.

“Gak gitu, aku kira kamu masuk kerja, duh maaf ya ada yang mendesah-desah di kamar jadi kamu penasaran yah?” aku jadi gek enak hati, tapi sialnya kenapa penisku masih ngaceng aja nih, apa karena liat Yuni pake celana gemas dan tanktop ketat? Hpku getar-getar, Fani telepon lagi nih…Kudiamkan dulu , lalu getar lagi putus-putus , kubuka HP , whatsapp dari Fani “Kenapa pah? Aku mulai on nih, kamu malah hilang. Ya udah aku ke venue acara dulu deh, nanti sore sampai hotel video call lagi ya…” tak kujawab.

“Aku sih tau mas Bagus dateng tadi, tapi palaku pusing banget, aku malah ketiduran. Barusan bangun nyariin mas Bagus kemana, eh malah ada suara-suara mencurigakan di sini, ngapain sih mas pake masturbasi segala, udah punya istri juga” suara Yuni ketus. Sebenarnya Yuni tidak ketus, tapi gayanya dari dulu emang gitu, kalo nanya to the point dan tanpa tedeng aling-aling.

“Kamu dengernya pasti pas mas mendesah doang, emang kamu kira mas video call sama siapa coba? Aku kan gak pernah neko-neko Yuni…” meski gitu aku kepancing juga jadinya.

“Loh sama mba’ Fani toh, abis aku curiga mas Bagus lagi desah-desah sama siapa…yaaah jadi nanggung deh”

“Kamu kaya gak tau aja, kan mas sama mba’ mu sering keluar kota…gimana lagi kami nyalurin nafsu coba , kami kan masih normal Yuni , nafsu masih tinggi…” ku terus terang aja sama Yuni , toh dia sudah nikah dan tau nikmatnya senggama. “Dulu inget gak waktu kamu SMA kepergok sama mba’ mu suka kirim-kiriman gambar bugil sama temenmu, kamu kirim gambar bugil, temenmu kirim gambar penisnya, temen loh itu Yuni…” ah kenapa aku jadi mengungkit masa lalu Yuni yah, kebawa suasana nih.

“Iiiih mas Bagus, iya itu kan nafsu darah muda…jangan2 mas Bagus liat photonya yah?” dia tersipu.

 “Nah kan tau nafsu tuh…apalagi sekarang kamu baru nikah, nafsumu udah tersalurkan ke suami kan, nafsumu lagi panas-panasnya…”

“Iya lagi panas-panasnya, lagi nafsu banget, tapi pas ketemu sama mas Yanto aku kok turun ya nafsunya…padahal udah kebayang panasnya kita di ranjang”

“Ini kamu gak masuk kerja Yuni?” aku coba mengalihkan pembicaraan. Tapi Yuni yang rubah posisi duduk menekuk lutut di tepi kasur, mengangkat celana gemesnya sampai ke selangkangan.

‘Ah pemandangan ini lagi, terlihat lagi helaian hitam jembut yang menggodaku…’ batinku dengan penis yang ngaceng lagi.

“Iya itulah palaku pusing banget, dan males kemana-mana jadi gak masuk kerja mas…”

Aku bergumam…”Ah pasti hamil nih Yuni…”

“Kenapa mas?” Yuni mendengarku bergumam

 “Selamat ya Yuni , kamu hamil…” Aku bangun dari posisi tiduran dan menyodorkan tangan kananku memberi selamat, tapi aku lupa tangan kiri yang menahan selimut kurubah jadi penopang menahan posisi tubuhku untuk duduk, terbukalah penis ngaceng itu tegak lurus…

“Iiiiiih mas Baguus, itu kok masih ngaceng aja sih..?” Yuni malah terus menatap penisku, meskipun nampak kaget dan tangannya diangkat ke atas kepala jadi nampak keteknya yang kini terlihat mulus dan toketnya dari samping menyembul kejepit tanktop .

“Iya lah itu jembutmu tuh kemana2, tetekmu juga nyeplak tuh gak pake BH sih…” ah aku kok jadi vulgar gini yah di depan Yuni

“Laaaah…kok jadi Yuni yang salah!” Yuni protes

“Ya kamu kan tau aku lagi nanggung tadi, mba’mu tuh baru kelar sore jadi video call masih lama, besok mba’ mu pulang siang-aku malah pergi Yuni …eh kamu main masuk kamar pake pakaian menggoda lagi…tanggungjawab yah…” aku jadi cerewet sebenarnya cuma menggoda Yuni saja…

Tapi yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaanku sama sekali , Yuni merangkak ke depanku, teteknya menggantung tertahan tanktop…tangan kanannya menggenggam penisku dan mengocoknya…”ya udah sini ku bantu yah…tapi mas gak boleh pegang-pegang yah…aku tau kok rasanya klo lagi nanggung, mas Yanto juga biasanya uring-uringan…” slop…slop penisku sudah di dalam mulut Yuni yang basah dan hangat.

“Eh…aaakh…eh Yuni maksudnya gak gini…” antara geli, nafsu dan malu bercampur.

“Gak jadi nih, katanya aku harus tanggungjawab…slop-slop-slop…katanya nanggung…?”

“aaakkh yuuuni….akh…akh…” kepalang tanggung tanganku menelusup ke balik tanktop Yuni meraih toketnya yang menggantung….”iiiih…gak boleh pegang…”slop-slop, tapi malah ku pilin pentilnya….”ekh..eekh” sambil mengulum penis Yuni mendesah tertahan.

Aku tau pasti, sama seperti Fani waktu hamil muda gini nafsunya antara tinggi tapi males sekali melayani suaminya, ah jadi kebayang nanti pas hamil tua pasti nafsunya membumbung tinggi.

Yuni berinisiatif membuka tanktop, menunjukkan toketnya yang mulai sedikit membengkak…dikulumnya lagi penisku, tapi aku memutar posisi 69, akh ingin kulahap memek berjembut itu…

Kusingkap celana gemes Yuni dan CD-nya yang sudah basah lalu lidahku menyusup ke sana…sudah tak kupedulikan tingkah Yuni mengulum penisku yang beberapa kali kena giginya…aroma memek Yuni membuatku semakin bernafsu menjilat dan menusuk jari tengahku ke memeknya, Yuni meronta-ronta dan mendesah kegelian….”ekh-eekh-eeekh maaas”….memeknya banjir, ah titik sensitifnya mudah sekali terangsang akibat hamil…Yuni memang belum orgasme, tapi dia semakin penasaran dengan penisku…

Yuni bangkit dari posisi 69, dibuka celana dan CDnya…dia jongkok menghadapku dan memposisikan penisku di memeknya…

“Loh Yuni kok sampe masuk?” meskipun nafsu sudah di ubun-ubun…aku terkejut juga dengan gerakan Yuni…

“Gpp mas, kan aku juga sudah hamil 3 bulan…mas Bagus mau keluar di dalam juga gpp mas..” suara Yuni mendayu dan terangsang….bleeeessshhh…perlahan penisku menusuk ke dalam memek Yuni , sedikit bergoyang dia mencari posisi titik pas…ekh-aakh-aaakh..aaaah-maaaaas….aaaaah, Yuni mencakar perutku dan dadaku menggapai orgasmenya, Yuni lunglai…

Kurebahkan Yuni dan kuposisikan di tepi kasur, aku turun ke bawah kasur sambil berdiri, kaki Yuni kuangkat ke atas dan kuposisikan penis di mulut memek Yuni…kugesek-gesek dan sekali sodakan penisku amblas di memek yang banjir….plok-plok-aaah-aaah…Yuni masih mendesah mengimbangi sodokan penisku.

“Kamu kok nafsu banget yuni?” sambil kumainkan tetek dan pentilnya, juga klitorisnya kugesek-gesek pakai jempol…

“Iya nih, aaah… liat kontol eh aaah-ah-ah…anunya mas Bagus tadi lagi masturbasi aku jadi basah”

Sodokanku makin cepat dan mengaduk memek Yuni…”Aku di dalam gpp nih Yuni?”

“Gpp mas…ah-aah-aaah-kan enak anget mas…”

Penisku menegang-kaku dan croot-crooot-croooot…penis yang ngaceng dari tadi pagi mengumpulkan sperma akhirnya menyembur dan melelah di dalam memek Yuni. Kami sama-sama rebah di kasur.

Ku kecup kening Yuni dan…”Makasih ya Yuni aku sudah dibantuin…”

“Iyaaah…” Yuni masih lemas “jangan makasih ah, aku kaya jablay jadinya…hehe…tapi sekali ini aja ya bantuinnya”…plek, Yuni pun tidur, aku menutup tubuh bugilnya dengan selimut.

Sambil keluar kamar untuk menyelesaikan kerjaan yang tertunda, kulihat di HP sudah jam 2 siang…nanti jam 4 harus kubangunkan Yuni karena orang rumah akan pulang. Eh ternyata ada whatsapp dari istriku…photo teteknya mengintip dari tanktop dengan background suasana di dalam lift…”Saya sudah siap kok bos…”….loh Fani kirim ke siapa, kok manggil aku bos?



Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)